Menurut anda bagaimana cerita "Neverending Love Story"?

Jumat, 10 Juni 2011

Part 9



Aku menghirup dalam-dalam udara diluar, langit mulai gelap. Lampu-lampu gedung pencakar langit mulai  dihidupkan. Malam hari di kota Seoul setiap hari selalu tampak menakjutkan. Karena itulah aku bersih keras menetap di Negara ini, Kota ini. Walaupun Kota Manhattan jauh lebih menakjutkan dibandingkan kota Seoul. Aku tidak tahu kenapa tapi aku tidak penah mau meninggalkan kota ini. walau tidak jarang Daniel memintaku untuk berkunjung ke London mengunjungi keluarganya.
“Nona Manis, apa yang sedang kamu lamunkan?” suara seseorang menyentakkan lamunanku, aku berpaling kearah datangnya suara, ternyata pemilik suara itu adalah pemuda pertama “Kenapa berdiri disini sendirian?” dia mengambil posisi disamping kiriku.
Aku menarik nafas dalam “mencari udara segar” bohongku, pandanganku kembali pada lampu-lampu pencakar langit didepanku.
Pemuda itu mengangguk mengerti “didalam memang terlalu sesak” sepertinya dia sependapat denganku.
Keduanya saling diam beberapa saat, masing-masing larut dalam lamunan sendiri “sepertinya kamu belum resmi memperkenalkan diri” Suara serak-serak basah pemuda pertama tetapi enak didengar itu kembali menyentak lamunanku.
“Hah?!” aku tidak begitu yakin akan pendengaranku.
“Siapa namamu?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari pemandangan diluar, aku yakin siapapun tidak akan sanggup mengalihkan pandangan pada pemandangan yang begitu Wah!.
“Lee Ji Eun” jawabku singkat.
Pemuda itu kembali mengangguk-angguk “Lee Ji Eun” dia mengulang namaku “Selamat bergabung dengan kami. Aku harap kamu kerasan dengan pekerjaan ini dan apapun yang Hyung katakana padamu tadi tolong jangan disimpan didalam hati. Soalnya hyung memang begitu, kadang-kadang dia dan Nuna bisa juga adu mulut. Tapi setelah beberapa saat dia akan kembali seperti semula. Dia juga tidak penah menyimpan didalam hati apalagi dendam, karena itulah dia selalu mengatakan apapun yang terlintas dalam pikirannya” jelas Pemuda pertama panjang lebar.
Aku tidak percaya dia akan menjelaskan semuanya padaku, padahal aku sudah melupakan kata-kata ajjussi tadi. Aku tidak tahan untuk tidak tertawa “Kau tidak perlu menjelaskan begitu detail padaku” ucapku disela-sela tawa.
“Akhirnya kamu tertawa” girangnya. 
Aku mulai mengerti tujuan dia kemari, ternyata dia ingin membuatku tertawa. Aku sedikit syok tetapi aku dapat mengatasinya kali ini “Boleh aku Tanya 1 pertanyaan padamu?’ kini giliran aku bertanya. Aku menyandarkan kedua tanganku di bingkai jendela. Pandanganku kembali pada pemandangan didepan.
“Ya apapun…” sepertinya dia tidak keberatan dengan pertanyaan yang akan kuajukan
“Bo…” belum sempat aku meluncurkan pertanyaanku dia sudah kembali memotong.
“WAIT!” larangnya sebelum aku sempat bertanya “Kau bukan wartawankan?” tanyanya seraya menelusuri pandangan kesegala arah aku mengikuti pandangannya, dibelakang kita hanya ada kru yang berlalu lalang tidak 1 pun diantara mereka yang terlihat seperti wartawan
Aku tertawa meringis “ tentu saja bukan” merasa lucu dengan kecurigaannya “memangnya aku terlihat seperti wartawan?” aku bertanya kembali.
Dia mengamatiku dari ujung kaki sampai ujung kepala “tidak” jawabnya lucu.
Aku berdehem bermaksud melanjutkan niatku bertanya “Kalau boleh tahu siapa namamu?” pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutku. Aku merasakan pandangan aneh dari arah samping kiriku, saat aku memalingkan wajah ternyata benar pemuda itu sedang memandangku dengan pandangan tidak percaya.
“Serius, kau tidak tahu siapa namaku?” tanyanya tidak percaya.
Aku mengangguk “apakah aneh jika aku tidak tahu siapa namamu?” aku menghela nafas panjang meletakkan dagu diatas tanganku “sebenarnya aku tidak tahu nama semua yang ada didalam ruangan itu” tunjukku tanpa memandang ke belakang.
“Kau orang Koreakan?ah tidak…apakah kau warga Negara Korea?” Pemuda itu memperbaikki pertanyaannya “atau beberapa tahun ini kau sekolah ataupun kuliah di luar negeri dan kau baru kembali beberapa hari ini” Pemuda itu berasumsi sendiri, sepertinya dia benar-benar syok karena aku tidak tahu namanya, bukan hanya namanya tapi nama seluruh personel Little Prince.
“Sejak lahir aku tidak pernah meninggalkan Negara ini kecuali Holiday dan itu juga tidak lebih dari 10 hari” jelasku.
Dengan mata terbelalak pemuda itu memandangku, seakan-akan dia tidak percaya masih ada orang Korea yang tidak mengenal dia mengenal anggota Little Prince. Sesaat kemudian dia tersenyum sendiri sambil menggeleng-geleng kepala. 
Dia menarikku meninggalkan tempat itu “ Kau mau membawaku kemana?” tanyaku agak kaget,selain Daniel tidak seorangpun yang pernah menggandengku seperti ini, tangannya begitu hangat.

Tidak ada komentar: