Menurut anda bagaimana cerita "Neverending Love Story"?

Jumat, 10 Juni 2011

Part 10`


Aku terus membolak balikkan majalah ditanganku, In Seo benar aku memang tidak sedang membaca. Mataku sebentar-sebentar memandang kearah pintu masuk. Setiap pintu terbuka aku berharap kalau itu adalah Jang Hyuk.

“Benarkah?!” Jae Min tampak senang ntah sedang berbicara dengan siapa. Apakah pacar barunya?ataukah orang tuanya?kurasa yang pertama. Pembicaraan telepon itu tidak berlangsung lama “Semuanya!aku ingin mengabarkan berita bagus!”

Pandanganku kembali pada majalah dipangkuanku, berlagak tidak tertarik dengan berita yang akan disampaikan Jae Min, In Seo mengambil tempat kosong disampingku setelah mengganti kostumnya dengan kostum lain.

“Hey, dia akan menyampaikan berita bagus!” In Seo kembali menarik majalah dari pangkuanku, kali ini aku tidak mencoba merebutnya kembali. Aku melipat kedua tangan didepan dada berpura-pura sangat tertarik dengan berita yang akan disampaikan Jae Min.

Jae Min berdehem “aku ingin memberitahukan kalau yang telepon tadi adalah…” dia berhenti sebentar menyapu pandangan keseluruh manusia yang sedang menunggu beritanya.

“Jae Min, Kau ingin membuat kita mati Penasaran?” Tanya salah satu Staff peƱata Rias.

Jae Min tertawa nakal “Tadi Nuna Young Min telepon. Bayinya laki-laki dengan berat 3.2 Kg panjang 52cm” ucapnya Girang.

“WOW!” Aku loncat bahagia, begitu juga dengan yang lain. sungguh diluar dugaan ternyata berita yang akan disampaikan Jae Min adalah berita yang begitu membahagiakan.

“Nuna bersih keras tidak ingin USG, dia ingin melihatnya langsung saat bayi sudah dilahirnya ternyata nuna melahirkan bayi laki-laki!” bahagia In Seo. Pemuda itu tampak hampir menangis karena terlalu terharu. Aku mengacak-acak rambut In seo seraya memeluknya.
Pintu tampak didorong dari luar. Tampak Jang Hyuk masuk sambil menggandeng tangan seseorang. Jantungku sepertinya berhenti berdetak menunggu sampai melihat siapa yang digandeng Jang Hyuk.

“Maaf membuat kalian menunggu begitu lama” ucap Jang Hyuk tidak enak karena cukup lama dia meninggalkan ruang ganti. Dia menelusuri pandangan ke seluruh ruangan “Sepertinya aku telah melewatkan sesuatu yang menyenangkan?”

Jae Min loncat kehadapannya “ Nuna melahirkan bayi laki-laki” Jae Min menyampaikan berita itu untuk kedua kalinya. Mata Jae Min menangkap sesuatu “Ow!kalian bergandengan tangan!”

In Seo ikut melompat kehadapan mereka “Ow…ada apa dengan kalian?kenapa kalian diluar begitu lama?” tanyanya jahil.
Cepat-cepat Jang Hyuk melepaskan tangan gadis itu, pipi gadis dibelakangnya tampak bersemu merah karena malu. “Bu…bukan seperti yang kalian pikirkan” bantah Jang Hyuk “Mana Hyung?” dia mencari-cari manager kita Hyung Min Ho.

“Dia kebawah “ jawabku karena hanya aku yang bersikap tenang. Jae Min dan In Seo asyik dengan kejahilan mereka bertanya dengan berbagai pertanyaan yang begitu melenceng.

Part 9



Aku menghirup dalam-dalam udara diluar, langit mulai gelap. Lampu-lampu gedung pencakar langit mulai  dihidupkan. Malam hari di kota Seoul setiap hari selalu tampak menakjutkan. Karena itulah aku bersih keras menetap di Negara ini, Kota ini. Walaupun Kota Manhattan jauh lebih menakjutkan dibandingkan kota Seoul. Aku tidak tahu kenapa tapi aku tidak penah mau meninggalkan kota ini. walau tidak jarang Daniel memintaku untuk berkunjung ke London mengunjungi keluarganya.
“Nona Manis, apa yang sedang kamu lamunkan?” suara seseorang menyentakkan lamunanku, aku berpaling kearah datangnya suara, ternyata pemilik suara itu adalah pemuda pertama “Kenapa berdiri disini sendirian?” dia mengambil posisi disamping kiriku.
Aku menarik nafas dalam “mencari udara segar” bohongku, pandanganku kembali pada lampu-lampu pencakar langit didepanku.
Pemuda itu mengangguk mengerti “didalam memang terlalu sesak” sepertinya dia sependapat denganku.
Keduanya saling diam beberapa saat, masing-masing larut dalam lamunan sendiri “sepertinya kamu belum resmi memperkenalkan diri” Suara serak-serak basah pemuda pertama tetapi enak didengar itu kembali menyentak lamunanku.
“Hah?!” aku tidak begitu yakin akan pendengaranku.
“Siapa namamu?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari pemandangan diluar, aku yakin siapapun tidak akan sanggup mengalihkan pandangan pada pemandangan yang begitu Wah!.
“Lee Ji Eun” jawabku singkat.
Pemuda itu kembali mengangguk-angguk “Lee Ji Eun” dia mengulang namaku “Selamat bergabung dengan kami. Aku harap kamu kerasan dengan pekerjaan ini dan apapun yang Hyung katakana padamu tadi tolong jangan disimpan didalam hati. Soalnya hyung memang begitu, kadang-kadang dia dan Nuna bisa juga adu mulut. Tapi setelah beberapa saat dia akan kembali seperti semula. Dia juga tidak penah menyimpan didalam hati apalagi dendam, karena itulah dia selalu mengatakan apapun yang terlintas dalam pikirannya” jelas Pemuda pertama panjang lebar.
Aku tidak percaya dia akan menjelaskan semuanya padaku, padahal aku sudah melupakan kata-kata ajjussi tadi. Aku tidak tahan untuk tidak tertawa “Kau tidak perlu menjelaskan begitu detail padaku” ucapku disela-sela tawa.
“Akhirnya kamu tertawa” girangnya. 
Aku mulai mengerti tujuan dia kemari, ternyata dia ingin membuatku tertawa. Aku sedikit syok tetapi aku dapat mengatasinya kali ini “Boleh aku Tanya 1 pertanyaan padamu?’ kini giliran aku bertanya. Aku menyandarkan kedua tanganku di bingkai jendela. Pandanganku kembali pada pemandangan didepan.
“Ya apapun…” sepertinya dia tidak keberatan dengan pertanyaan yang akan kuajukan
“Bo…” belum sempat aku meluncurkan pertanyaanku dia sudah kembali memotong.
“WAIT!” larangnya sebelum aku sempat bertanya “Kau bukan wartawankan?” tanyanya seraya menelusuri pandangan kesegala arah aku mengikuti pandangannya, dibelakang kita hanya ada kru yang berlalu lalang tidak 1 pun diantara mereka yang terlihat seperti wartawan
Aku tertawa meringis “ tentu saja bukan” merasa lucu dengan kecurigaannya “memangnya aku terlihat seperti wartawan?” aku bertanya kembali.
Dia mengamatiku dari ujung kaki sampai ujung kepala “tidak” jawabnya lucu.
Aku berdehem bermaksud melanjutkan niatku bertanya “Kalau boleh tahu siapa namamu?” pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutku. Aku merasakan pandangan aneh dari arah samping kiriku, saat aku memalingkan wajah ternyata benar pemuda itu sedang memandangku dengan pandangan tidak percaya.
“Serius, kau tidak tahu siapa namaku?” tanyanya tidak percaya.
Aku mengangguk “apakah aneh jika aku tidak tahu siapa namamu?” aku menghela nafas panjang meletakkan dagu diatas tanganku “sebenarnya aku tidak tahu nama semua yang ada didalam ruangan itu” tunjukku tanpa memandang ke belakang.
“Kau orang Koreakan?ah tidak…apakah kau warga Negara Korea?” Pemuda itu memperbaikki pertanyaannya “atau beberapa tahun ini kau sekolah ataupun kuliah di luar negeri dan kau baru kembali beberapa hari ini” Pemuda itu berasumsi sendiri, sepertinya dia benar-benar syok karena aku tidak tahu namanya, bukan hanya namanya tapi nama seluruh personel Little Prince.
“Sejak lahir aku tidak pernah meninggalkan Negara ini kecuali Holiday dan itu juga tidak lebih dari 10 hari” jelasku.
Dengan mata terbelalak pemuda itu memandangku, seakan-akan dia tidak percaya masih ada orang Korea yang tidak mengenal dia mengenal anggota Little Prince. Sesaat kemudian dia tersenyum sendiri sambil menggeleng-geleng kepala. 
Dia menarikku meninggalkan tempat itu “ Kau mau membawaku kemana?” tanyaku agak kaget,selain Daniel tidak seorangpun yang pernah menggandengku seperti ini, tangannya begitu hangat.

Kamis, 09 Juni 2011

part 8

Para personel Little prince beserta beberapa Kru dan Manager mereka menuju ke belakang panggung menunggu giliran tampil. “Menarik sekali, aku tidak menyangka dia akan menangis” Inseo berpendapat .

Jae Min mengangguk setuju “ Tidak heran…jika aku dikerjain seperti itu mungkin aku akan menghajar mereka” Jaemin mengepalkan kedua tangannya berlaga seperti ingin menghajar seseorang.

“Kalian berdua tidak bisakah sedikit serius?beberapa menit lagi kalian akan naik panggung, bagaimana kalau kalian lupa akan lirik atau tarian kalian?” marah Min Ho “Sekarang bukan saatnya berdebat masalah yang tidak ada hubungan dengan penampilan kalian”

Inseo tertawa mengejek “Hyung Sedang membicarakan kamu” pandangannya tertuju pada JaeMin.

Dengan wajah bersemu merah Jae Min bela Diri“hey!aku hanya pernah berbuat 1 kali kesalahan!” protesnya “itu juga karena aku tidak konsentrasi”

Saat tiba di belakang panggung, keempat personel Little Prince melakukan pemanasan sebelum tampil “Yo!yo!yo!” mereka berempat saling menempelkan tangan saling memberikan dukungan.

Akhirnya mereka menyelesaikan penampilan mereka tanda 1 kesalahanpun saat mereka kembali ke belakang panggung , beberapa wartawan ingin mewawancarai mereka “Wawancaranya di Ruang ganti saja” Min Ho memberitahukan, meminta wartawan –wartawan itu mengikuti mereka.

Dengan langkah besar Jang Hyuk bergegas kembali ke ruang ganti. Pemuda itu sudah tidak sabar untuk melihat apa yang dilakukan dengan pengantar kostum tadi, tepatnya pengganti Yeon Mi.

Jason mengikuti Jang Hyuk, tidak tahu kenapa dia juga ingin cepat-cepat kembali ke ruang ganti. Bukan karena suasana hiruk pikuk diluar tapi…

Pintu ruang ganti telah dibuka Hyung, tampak gadis itu masih berada di ruang ganti, duduk manis disofa tidak jauh dari pintu. Dia bangun dari duduk memberikan tempat buat kita untuk wawancara.

Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang Hyung bicarakan karena jarak mereka terlalu jauh dan hyung berbicara dengan suara pelan, aku juga harus menyimak pertanyaan pertanyaan wartawan dan menjawabnya. Tidak terlalu lama Hyung dan gadis itu bicara. Sepertinya dia marah setelah apa yang hyung bicarakan padanya. Pasti hyung memojokkannya, karena memang itu keahlian hyung. Nuna saja tidak tahan dengan setiap kata-kata yang keluar dari mulut Hyung.

Amarah Min Ho mulai reda “Kamu dengarkan Baik-baik setelah ini kita akan menuju ke Studio KPC, kau harus meminta jadwal Little Prince agar kamu bisa mengatur Kostum mereka” Min Ho melipat kedua tangannya didepan dada memberitahukan jadwal berikut Little Prince, dia tidak menyadari kalau Eun Hye sudah meninggalkan ruang ganti beberapa menit yang lalu.

Para personel Little Prince sambil wawancara sambil senyam senyum melihat tingkat Min Ho yang berbicara sendiri tidak menyadari kalau lawan bicaranya sudah meninggalkan ruang “Maaf wawancara hari ini sampai disini saja ya, kita harus mengejar waktu ke jadwal berikutnya” Ucap Jang Kyung seraya menyalami para wartawan “terima kasih-terima kasih-sampai jumpa lagi” ucapnya ramah.

Tiba-tiba saja Jang Hyuk mengakhiri wawancara tentu saja kami tidak tahu sebab kenapa dia mengakhiri wawancara tapi kami berterima kasih padanya karena memperpendek siksaan ini. Bagi kami berempat wawancara adalah hal yang sangat tidak menyenangkan, setiap wawancara pertanyaan mereka selalu itu-itu saja. Dan kami harus menjawab pertanyaan itu dengan tepat jika tidak maka berita akan menjadi lain.

Bukan maksudku mengatakan kalau Wartawan suka memutar balikkan fakta tapi kadang-kadang kami menemukan beberapa yang begitu. Kami tidak boleh jalan terlalu dekat dengan siapa saja kecuali keluarga.

Inseo mendekati Hyung, tampaknya Hyung belum menyadari kalau gadis itu sudah meninggalkan ruang ganti, dia masih terus ngoceh tanpa henti. “Hyung, dia sudah tidak disini” ucap In Seo seraya merangkul Min Ho dari belakang.

“Hah?!” saat Min Ho membalikkan badan dia baru menyadari sejak tadi dia ngomong sendiri, emosinya benar-benar meledak “Kemana dia?!kenapa pergi tidak memberitahukan dulu?!”

Senyum Jang Kyung “Aku rasa dia diluar, aku akan mencarinya” Jang Kyung keluar dari ruang ganti.

“Jang Kyung, Kau Kembali!kita tidak ada waktu lagi, kita harus berangkat ke stasiun KPC!” perinta Min Ho.

“5 Menit saja Ok!” dia mengedipkan mata sebelum menghilang dari balik pintu.

“Hyung, Sebaiknya Hyung jangan segalak ini terhadap anak baru itu. Dia bukan Nuna dan lagi dia masih baru. Wajar saja dia tidak mengetahui apa-apa terlebih jadwal kita ini adalah hari pertama dia mulai bekerja…sudah beruntung dia mengantarkan ini” Jae Min menunjuk Kostum yang masih ia kenangkan “tepat waktunya”

“ditambah dia sudah cukup kasihan dan kesal setelah dikerjain reseptionis dibawah” tambah In Seo seraya mengambil tempat disamping aku “Hei!kau tidak sedang membaca untuk apa kau membolak balik majalah ini” In Seo merebut majalah ditangan Jason.

aku merebut kembali majalah itu “ Bagaimana kau tahu aku sedang tidak membaca?”

In Seo tertawa meringis “ aku memperhatikan Sejak tadi kau hanya membolak balik majalah ini dari depan kebelakang dari belakang

part 7

"Oh My God!kenapa aku bisa tersesat!" kesalku "Seharusnya aku sering keluar dan mengenali jalan-jalan disekitar sini" aku kembali melirik jam Fossil di pergelangan tanganku, ntah sudah keberapa kalinya aku melirik jam. Jam sudah menunjukkan pukul 16.45 pandanganku kembali pada mobil-mobil didepan dan sampingku. mobil-mobil itu sepertinya tidak bergerak "Tidak ada pilihan lain" Aku meraih tumpukan kantong disamping lalu keluar dari mobil, aku meninggalkan mobil berlari keluar dari jalan.


aku terus berlari berusaha tidak menabrak orang-orang didepanku, aku selalu berhenti dan bertanya setiap aku menemukan jalan yang tidak aku kenal atau yang tidak pernah aku lalui, karena sudah tidak ada waktu untuk menebak-nebak jalan mana yang harus aku lalui dan aku tidak ada waktu lagi untuk tersesat.

Aku mulai panik & airmataku hampir mengalir keluar ketika aku melirik kembali jam dipergelangan tangan 16.55 "Lee Ji Eun Kamu harus berusaha!" aku menyemangati diri "Maaf mengganggu. kalau boleh tahu dimana Gedung MMB?" tanyaku pada seorang pedagan kaki lima.

"Dari sini belok kanan" pedagang kaki lima itu memberitahukan.

"Terima Kasih" ucapku, aku berlari mengerahkan seluruh tenaga yang masih tersisa Oh Tuhan, Apapun yang terjadi aku harus tiba tetap pada waktunya.

Seperti yang diberitahukan pedagang tadi, setelah 1 belokan aku melihat gedung tinggi dengan tulisan MMB, aku bergegas memasukki gedung " Maaf, bisakah anda memberitahukan dimana ruang ganti Little Prince?" tanyaku pada reseptionis

2 wanita itu memandangku curiga "Ada keperluan apa anda mencari ruang ganti Little Prince?" tanya wanita yang rambutnya blonde

Aku mendengus kesal, tapi aku mengerti apa yang ada dalam pikiran mereka jika yang aku maksud itu memang benar Little Prince Sang idola " Aku mengantar ini" Aku menunjukkan tumpukan kostum ditanganku " dan ini" aku teringat dengan ID card pemberian Young Min mencari ID card didalam bagku "Ini tanda pengenalku" aku menunjukkan ID Card yang diberikan Nona Na Young Min tadi.

"Ruang ganti Little Prince di lantai 8, Kamu bisa menggunakan tangga karena Lift sedang dalam perbaikan" reseptionis satunya lagi memberitahukan.

"APA?!Lantai 8 dengan menggunakan tangga?" kakiku tiba-tiba terasa lemas, aku kembali melirik jam di pergelangan tanganku tinggal 3 menit Batinku. aku bergegas menuju pintu darurat dan menaiki tangga, Oh hari ini aku benar-benar sial.

Akhirnya aku tiba di Lantai 8 aku mencari ruangan Little Prince disepanjang Kooridor "Little Prince" aku membacanya sekali lagi untuk memastikannya, lalu kudorong pintu itu dengan sekuat tenaga. tenagaku sudah tidak banyak tersisa mungkin aku akan langsung jatuh setelah kostum-kostum ini sampai ditangan pemiliknya.

"Maaf Aku terlambat!ini kostum kalian!" aku mengangkat kostum ditanganku sambil menundukkan kepala minta maaf.

sepertinya seluruh kegiatan dikamar itu berhenti karena kehadiranku, atau mereka dikejutkan suaraku. aku tidak bermaksud menangkat wajah. wajahku tiba-tiba terasa panas dan airmataku tiba-tiba saja mengalir deras "maaf aku terlambat mengantar kostum-kostum ini, aku tersesat dan terjebak macet" jelasku.

"Jang Hyuk apakah ada yang mengantarkan kostum kalian?aku mendengar reseptionis dibawah mengatakan seseorang mengantarkan kostum kalian dan dia dikerjain naik tangga sampai ke lantai 8"

Aku tertegun mendengar penuturan pria itu Aku dikerjain?keterluan sekali mereka

Seseorang meraih kostum ditanganku "Thanks" ucap pemuda tersebut memperlihatkan senyum manisnya. akh!itu pasti senyum prihatin.

"Terima kasih kamu telah berusaha mengantarkan ini tepat waktunya" ucap pemuda ke-2

"Yup...Thank's alot" ucap pemuda ke-3

Dan yang terakhir, pemuda itu adalah pemuda yang sempat melirikku saat di gedung B, wajahnya Cool tanpa senyum dan dia jauh lebih tampan saat aku melihatnya tadi.

Aku terduduk lemas disofa disudut ruangan airmataku benar-benar tidak mau berhenti, aku benar-benar kesal dengan kejadian hari ini "Wanita akan lebih cantik kalau tertawa" Seseorang menyodorkan sebungkus Tisu, aku menegadah melihat pemuda dihadapanku. ternyata pemuda pertama tadi, dia mengambil tempat disampingku, tampaknya dia sudah selesai berganti kostum "Mereka selalu begitu, setiap orang yang dekat dengan kami mereka selalu tidak menyukainya. kamu harus terbiasa dengan hal seperti ini"

"Little Prince sudah saatnya ke belakang panggung" salah seorang kru masuk "waktunya tinggal 5 menit" dia memberitahukan sebelum keluar lagi.

"ehm... sudah waktunya" pemuda itu berdiri "saat aku kembali aku harus melihat senyummu lagi" dia berlalu dari hadapanku lalu kembali lagi dengan sekaleng coke dingin "ini bisa menbuatmu lebih segar" dia menyodorkan coke itu padaku.

"Thanks" ragu-ragu aku menerimanya.

"Aku kebelakang panggung dulu" pamitnya

aku menarik nafas dalam memandang coke ditanganku. sudut mataku tanpa sengaja menangkap tatapan Pemuda ke-4 berwajah cool, saat aku membalas menatapnya cepat-cepat dia mengalihkan pandangan kemudian mengikuti ke-3 personel lainnya dan ntah apa yang terjadi, jantungku berdetak jauh lebih cepat saat pandangan kita bertemu.

Aku menelusuri pandangan keseluruh ruangan, ruangan berukuran tidak begitu luas itu berubah senggang. Sepertinya Baru saja ruangan ini terlihat sibuk, setelah para personel Little prince menuju belakang panggung menunggu giliran mereka.

Beberapa staf membereskan barang-barang, bersiap-siap menuju ke tempat berikutnya. Nafasku kembali normal, aku menyerup coke yang diberikan pemuda pertama yang ntah siapa namanya. Kemudian aku teringat sesuatu, aku mengeluarkan ponsel dari dalam bag “Dear Daniel, kabar baik. Aku mendapatkan pekerjaan ini. Ternyata aku bukan diminta untuk interview melainkan hari ini adalah hari pertama aku bekerja. Walau dihari pertama ini aku mengalami kejadian-kejadian yang menjengkelkan” aku mengeryitkan kening mengingat dikerjain reseption hingga aku harus menaiki tangga darurat hingga lantai 7 “oh ya, setelah kamu kembali ke Seoul. Kamu harus membawaku mengelilingi kota Seoul. Ternyata masih banyak sekali jalan yang tidak aku ketahui. Aku tersesat selama hampir 2 jam akibatnya aku hampir mengacaukan semuanya. Tapi beruntung aku tiba tepat pada waktunya. Sudahlah aku akan bercerita lebih banyak lagi di email” aku menekan tombol Send lalu memasukkan kembali ponsel itu kedalam bag.

“Sudah Giliran Little Prince” para kru berbondong-bondong mengerumunin televisi yang ntah sejak kapan ada di sudut ruangan. Ups, mungkin aku yang salah, aku tidak terlalu memerhatikan kalau ada sebuah televisi lumayan besar disudut ruangan.

Aku menyusup diantar mereka. Terpana & takjuk melihat penampilan dilayar televisi Wow bukankah itu adalah pemuda pertama?kenapa dia bisa begitu berbeda dengan saat dia berada disini beberapa menit yang lalu? Aku semakin Syok saat kamera menyoroti sosok pria terakhir berwajah cool. Jantungku kembali berdetak dengan cepat dia?!bagaimana mungkin?!sejak aku melihatnya tadi dan bertemu dengannya beberapa menit yang lalu wajahnya tidak pernah terlihat tersenyum, dia selalu saja memasang wajah cool.

Akh!!seisi ruangan menyorakin mereka walaupun mereka tahu Little Prince tidak mendengarnya. Tapi sepertinya mereka puas dengan apa yang mereka lakukan sekarang yang menurutku sia-sia dan menghabiskan tenaga juga suaraku. Aku masih berdiri ditempatku menyaksikan penampilan mereka sampai akhir. Walau aku tidak mengerti jalur musik yang mereka nyanyikan, karena selama ini aku hanya mendengar lagu Jazz. mataku seakan tidak ingin beralih dari layar Televisi, tampilan dilayar kaca itu seperti obat bius yang membuat kita tidak mau lepas dari sana hingga penampilan mereka berakhir.

“Yah… kenapa selalu saja terasa begitu cepat…” keluh salah seorang staf menyayangkan begitu cepatnya penampilan mereka berakhir.

Aku mengangkat bahu bersikap tidak peduli, aku kembali ke tempatku semula. Meraih kaleng coke yang masih sisa setengah. Aku kembali menyerup isi kaleng, kali ini aku menghabiskan seluruhnya lalu melempar kaleng kosong itu ke tempat sampah disamping sofa.

Seseorang membuka pintu, sedetik kemudian segerombolan orang masuk keruangan yang tidak begitu luas. Ternyata Little Prince dan beberapa wartawan.

Sepertinya mereka akan diwawancara Pikirku, aku berdiri membiarkan para Little Prince menempati tempatku, karena memang hanya tempat itu yang layak untuk tempat mereka wawancara.

“Nona, apakah kau sudah menyiapkan costume mereka untuk penampilan selanjutnya?’ Tanya pria setengah baya, tampaknya dia adalah manager Little Prince, kalau aku tidak salah menebak.

“Penampilan selanjutnya?” tanyaku tidak mengerti.

Pria itu menarik nafas dalam menahan amarah “sebelum kemari Young Mi berpesan sesuatu kepadamu?” tanyanya berusaha bersabar

Aku menangguk sambil menunjuk kearah setumpukkan Kostum diatas meja.

“Kemudian?” tanyanya pelan tetapi nadanya seperti menahan emosi, pertama mungkin dia tidak ingin wartawan-wartawan itu mendengarnya kedua mungkin dia tidak ingin image Little Prince tercoreng karena kelakukan buruk manager little prince terhadap Staf atau apalah yang tidak aku mengerti.

Aku berpikir sebentar membiarkan otakku mereview kembali kejadian beberapa jam yang lalu “ Dia hanya berpesan agar aku mengantarkan kostum ini kemari sebelum jam 17.00” aku memberitahukan apa yang aku ingat.

“Selain itu?” sepertinya dia mulai tidak sabar.

Aku berpikir keras apa yang aku belum sampaikan & apakah masih ada yang terlewatkan dari penyampaian barusan “Tidak, karena aku buru-buru menuju kemari dan Ms. Young Mi juga sedang kesakitan menunggu Ambulan kurasa dia tidak mengatakan apapun selain memintaku mengantarkan ini kemari sebelum jam 17.00” aku mengulang kalimatku tapi kali ini lebih detail.

Min Ho menghela nafas dalam menahan marah “Sudah aku bilang mencari di website tidak akan menemukan orang yang berguna” merepet Min Ho dengan suara kecil tapi aku mendengarnya karena jarakku dengannya tidak lebih dari 1 meter. Aku benar-benar tersinggung dengan ucapannya, aku mengerutkan dahi memilih keluar dari ruangan, karena tiba-tiba saja aku merasa ruangan itu terlalu sesak.

“Bukan salahku kalau aku tidak mengetahuinya. Toh sebenarnya hari ini aku datang interview bukan bekerja. Lagian aku mengenal Wanita bernama young Min itu tidak sampai 5 menit” Aku benar-benar kesal karena dianggap tidak berguna “Memang ini adalah perkerjaan pertamaku, tapi bukan artinya aku tidak bisa apa-apa” cerocosku pada diri sendiri. Aku tidak peduli pandangan aneh orang-orang yang melewatiku. Anggap saja aku sedang menghafal scenario saja batinku “Dan aku melamar sebagai karyawan di bidang media, kenapa aku bisa menjadi tukang antar?” aku benar-benar tidak mengerti apa yang aku lakukan sekarang.

Part 6

"Apa yang dikerjakan Nuna?tidak biasanya dia telat seperti ini" keluh Jae Min.

"kita tunggu sebentar lagi mungkin nuna bertemu dengan macet" ucap jang hyuk berusaha menenangkan.

"Masalah besar!" Min Ho masuk ke ruang ganti dengan nafas ngos-ngosan "aku baru menelepon Young Min tapi yang angkat suaminya, dia memberitahukan kalau Young Min dalam proses melahirkan"

"Apa?!"

"Aku akan kembali ke kantor membawa kostum kalian" Min Ho meraih kunci mobil di meja.

"Hyung, tidak sempat lagi" ucap Jason "jam begini jalanan sangat macet" dia memperhatikan kostum ketiga rekannya "tidak ada pilihan kita tampil dengan kostum ini"

ketiganya tampak setuju dengan usul Jason "tidak ada pilihan lain, ayo sekarang cepat dandanin mereka" perintah Min ho.